Dalam beberapa minggu terakhir, dunia dikejutkan dengan laporan meningkatnya kasus infeksi Human Metapneumovirus (HMPV) di China. Kekhawatiran pun muncul di kalangan masyarakat akan kemungkinan merebaknya virus ini seperti pandemi COVID-19, namun penelitian menunjukan bahwa virus tersebut telah ada selama beberapa dekade dan umum menginfeksi anak-anak sebelum berusia 5 tahun. Kini, HMPV yang umumnya menyerang saluran pernapasan mulai ditemukan di Indonesia, mengundang perhatian banyak pihak, terutama orang tua dan individu yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Apa itu Human Metapneumovirus?
Human Metapneumovirus, yang juga dikenal sebagai HMPV termasuk dalam famili virus yang disebut pneumoviridae – kelompok yang sama dengan respiratory syncytial virus (RSV). Virus ini umumya menyerang saluran pernapasan atas dan menimbulkan gejala yang mirip dengan flu biasa, tetapi terkadang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan bawah seperti pneumonia , kambuhnya asma, atau memperburuk penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Infeksi HMPV lebih umum terjadi pada musim dingin dan awal musim semi.
Bagaimana Gejala Human Metapneumovirus?
Sebagian besar pasien hMPV memiliki gejala pernapasan atas ringan yang mirip dengan flu. Gejala ini dapat meliputi:
Batuk
Hidung berair atau hidung tersumbat
Sakit tenggorokan
Demam
Infeksi ini biasanya hilang dalam dua hingga lima hari. Namun, kondisi ini dapat memburuk dan menyebabkan masalah kesehatan serius dalam beberapa kasus. Pada kasus yang lebih parah, pasien mungkin mengalami mengi, kesulitan bernapas, dan serangan asma. Infeksi saluran pernapasan bawah sekunder dapat terjadi seperti bronkiolitis, bronkitis, atau pneumonia, yang memerlukan perawatan medis tambahan.
Bagaimana Human Metapneumovirus Menyebar?
Virus ini menyebar luas saat Anda melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi. Anda mungkin terpapar virus jika:
Kontak dengan permukaan yang mengandung virus
Menyentuh mulut, hidung, atau mata Anda setelah menyentuh permukaan yang terinfeksi
Terkena percikan dari orang yang terinfeksi melalui bersin, meludah, atau batuk
Lakukan kontak dekat, seperti berjabat tangan dan bersentuhan
Setelah Human Metapneumovirus memasuki tubuh Anda, masa inkubasi (waktu antara paparan hingga tanda-tanda gejala pertama) adalah tiga hingga enam hari.
Siapa yang Berisiko Terinfeksi Human Metapneumovirus?
Siapa pun dapat terinfeksi HMPV, tetapi kelompok yang berisiko lebih tinggi adalah:
Bayi baru lahir (terutama bayi prematur)
Anak-anak di bawah 5 tahun
Orang dewasa yang berusia lebih dari 65 tahun
Pengidap asma yang menggunakan steroid
Mereka yang menderita penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
Mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah karena kondisi seperti kanker atau HIV , atau yang telah menjalani transplantasi organ.
Seberapa umumkah Human Metapneumovirus pada manusia?
Para peneliti memperkirakan bahwa sekitar 10% hingga 12% penyakit pernapasan pada anak-anak disebabkan oleh HMPV. Sebagian besar kasus bersifat ringan, tetapi sekitar 5% hingga 16% anak-anak akan mengalami infeksi saluran pernapasan bawah seperti pneumonia.
Dapatkah infeksi Human Metapneumovirus dicegah?
Anda dapat mengurangi risiko tertular HMPV dan penyakit menular lainnya dengan:
Seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik. Jika Anda tidak dapat menggunakan sabun dan air, gunakan cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
Tutupi hidung dan mulut Anda — dengan siku, bukan tangan kosong — saat bersin atau batuk.
Hindari berada di sekitar orang lain saat Anda atau mereka sedang sakit pilek atau penyakit menular lainnya.
Pertimbangkan untuk mengenakan masker jika Anda sakit dan tidak dapat menghindari berada di sekitar orang lain.
Hindari menyentuh permukaan yang sering disentuh seperti pegangan tangan atau gagang pintu
Hindari menyentuh wajah, mata, hidung, dan mulut Anda.
Jangan berbagi makanan atau peralatan makan (garpu, sendok, cangkir) dengan orang lain.
Bagaimana Human Metapneumovirus didiagnosis?
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, menanyakan riwayat kesehatan, dan mengambil sampel dari hidung, mulut, atau tenggorokan untuk tes antigen cepat atau Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mendeteksi virus. Jika gejala berat, dokter mungkin melakukan bronkoskopi untuk mengambil sampel cairan guna memeriksa keberadaan virus. Perlu diingat bahwa Anda mungkin tidak akan menjalani tes HMPV kecuali jika memiliki gejala serius.
Kapan harus menemui dokter Anda?
Kebanyakan orang yang mengalami gejala HMPV ringan tidak perlu menemui dokter, karena penyakitnya akan hilang dengan sendirinya dan perawatan suportif di rumah sudah cukup untuk mengatasi gejalanya. Namun, jika gejalanya memburuk dan Anda mengalami sesak napas , batuk parah, atau mengi, Anda harus menemui dokter segera.
Pentingnya Konsultasi dengan Dokter sebelum melakukan pemeriksaan ini.
Jika Anda memiliki kekhawatiran mengenai infeksi Human Metapneumovirus, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter kami di K-Lab Medical Center. Kami siap memberikan layanan konsultasi dan rekomendasi pemeriksaan yang sesuai dengan kondisi Anda. Untuk informasi lebih lengkap Anda bisa menghubungi WhatsApp klinik kami di 081381367915.
Sumber: Webmd – what is human metapneumovirus
Clevelandclinic - Human Metapneumovirus
American Lung Association - Human Metapneumovirus (hMPV) Symptoms and Diagnosis
Comments