Osteoporosis menjadi salah satu masalah kesehatan yang semakin sering terdengar di tengah masyarakat, terutama di kalangan orang lanjut usia. Dalam beberapa dekade terakhir, perubahan gaya hidup dan pola makan telah meningkatkan risiko penyakit ini di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pertambahan usia, kurangnya aktivitas fisik, hingga rendahnya asupan kalsium, semuanya menjadi pemicu utama dari osteoporosis. Lalu, apa sebenarnya osteoporosis itu, dan siapa saja yang berpotensi mengalaminya?
Apa Itu Osteoporosis?
Osteoporosis adalah kondisi kesehatan di mana kepadatan tulang menurun, sehingga tulang menjadi lemah dan rapuh. Pada orang yang mengalami osteoporosis, tulang lebih mudah patah atau retak meskipun hanya terjadi benturan atau jatuh ringan. Secara harfiah, "osteoporosis" berasal dari bahasa Yunani yang berarti "tulang berpori".
Secara normal, tulang mengalami regenerasi dengan terus-menerus menghasilkan jaringan tulang baru dan menghilangkan jaringan tulang lama. Namun, pada penderita osteoporosis, pembentukan tulang baru tidak secepat hilangnya jaringan tulang lama, sehingga menyebabkan kepadatan tulang menurun.
Gejala Osteoporosis
Osteoporosis sering disebut sebagai "silent disease" karena gejalanya tidak selalu langsung terasa hingga terjadi patah tulang. Beberapa tanda yang mungkin muncul antara lain:
Sakit punggung. Terjadi akibat tulang belakang yang melemah atau bahkan patah karena keropos.
Tinggi badan menurun. Seiring waktu karena vertebra (tulang belakang) mengalami keruntuhan.
Postur tubuh membungkuk. Dikarenakan kerusakan pada tulang belakang menyebabkan postur tubuh berubah menjadi lebih membungkuk
Fraktur tulang. Sering terjadi, terutama pada area yang rentan seperti pergelangan tangan, panggul, atau tulang belakang, bahkan dengan benturan ringan atau tanpa trauma yang signifikan.
Penyebab Osteoporosis
Osteoporosis disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pembentukan tulang baru dan kerusakan tulang lama. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko osteoporosis meliputi:
Usia: Risiko osteoporosis meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 50 tahun.
Jenis Kelamin: Wanita lebih berisiko dibandingkan pria, terutama setelah menopause karena penurunan kadar estrogen.
Riwayat Keluarga: Jika ada anggota keluarga yang mengalami osteoporosis, risikonya juga meningkat ke keturunannya.
Gaya Hidup: Kurang berolahraga, pola makan rendah kalsium, dan kebiasaan merokok atau konsumsi alkohol berlebihan dapat memperburuk kondisi tulang.
Kondisi Medis dan Pengobatan: Penyakit tertentu seperti hipertiroidisme dan pengobatan jangka panjang dengan kortikosteroid juga dapat mempengaruhi kesehatan tulang.
Solusi dan Cara Mengatasi Osteoporosis
Walaupun osteoporosis tidak dapat disembuhkan secara total, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk memperlambat progresinya dan mencegah patah tulang. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan:
Meningkatkan Asupan Kalsium dan Vitamin D: Kalsium penting untuk menjaga kepadatan tulang, sementara vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dengan lebih efektif.
Olahraga Rutin: Aktivitas fisik yang melibatkan latihan beban, seperti berjalan, jogging, atau latihan kekuatan seperti angkat beban, dapat membantu memperkuat tulang bila dilakukan secara rutin.
Menghindari Alkohol dan Rokok: Kebiasaan kedua hal ini dapat mempercepat hilangnya massa tulang, sehingga sebaiknya dihindari sebelum menimbulkan gejala.
Konsultasi Medis: Penderita osteoporosis mungkin membutuhkan obat-obatan untuk memperlambat kerusakan tulang atau membantu regenerasi tulang baru, maka langkah tepat dengan berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan berkelanjutan.
Osteoporosis merupakan penyakit yang sering kali terabaikan hingga kondisi menjadi serius. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan tulang sejak dini. Kami di K-Lab menyediakan pelayanan skrining untuk mengetahui masalah osteoporosis dengan pemeriksaan Calsium (Ca), CTx, 25-OH Vitamin D, dan Phosphorus. Segera kunjungi klinik kami atau hubungi WhatsApp di 081381367915 untuk informasi lebih lanjut. Menjaga kesehatan tulang adalah investasi jangka panjang yang penting untuk kualitas hidup di masa tua. Salam sehat dari K-Lab!
Referensi:
Healthline – Osteoporosis: What You Need to Know
Mayo Clinic – Osteoporosis
World Health Organization (WHO) – Osteoporosis Overview
Harvard Health – How to Keep Your Bones Strong
Comments